KEKUDUSAN PELAYAN



Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Kor 9 :27).

Panggilan untuk hidup kudus adalah panggilan untuk kita – orang percaya  (1 Tes:4;7). Dan itu berlaku sepanjang hidup kita. Sering kali kita lalai untuk tetap berjuang hidup kudus karena kesibukan dalam pelayanan. Kita jadi kurang menggangap penting untuk memeriksa diri dengan jujur. Kita kurang peka dengan dosa atau kebiasaan buruk yang kelihatannya wajar. Bahkan mungkin dosa kita sembunyikan dengan aktifitas pelayanan. Jika kita berbuat demikian, kita harus memohon pengampunan Tuhan.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengatakan : Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Kor 9:27). Paulus adalah rasul – pelayan Kristus, melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya, karena Paulus menyadari bahwa tubuh kita sangat rentan terhadap dosa (Rom 7:18-20). Maka kita harus melatih diri kita untuk tidak lagi menikmati dosa. Melatih artinya terus menerus sampai bisa. Untuk mengubah suatu kebiasaan buruk kita perlu melatihnya hari demi hari. Selain itu, keinginan daging jika kita tidak berjaga- jaga, kita dikuasai olehnya. Oleh karena itu tubuh perlu kita kuasai seluruhnya. Kita harus melawan keinginan daging dalam diri kita. Tentu melatih tubuh dan menguasainya tidak akan bisa kita lakukan tanpa Roh Allah.
Dampak dari komitmen Paulus adalah Injil yang diberitakannya tidak ditolak (ayat 27b). Mungkin ini salah satu penyebab kenapa pelayanan kita ditolak atau kurang berdampak, yaitu karena kita tidak tekun untuk hidup kudus. Dan tentu saja kita melatih diri untuk hidup kudus bukan semata- mata agar pelayanan kita “berhasil”. Tetapi agar pelayanan yang kita kerjakan menjadi kesaksian hidup yang nyata dengan hidup berpadanan dengan panggilan kita – hidup kudus. Dan yang tidak kalah pentingnya, kita melayani Allah yang kudus. Artinya, ketika kita masih mencintai dosa, maka kita sedang melayani kedagingan bukan Allah. Ketika kita melayani dalam keadaan kita berhenti untuk berjuang hidup kudus, maka kita sedang tidak melakukan kehendak-Nya (1 Pet 1:15-16).
Dalam prakteknya tidak mudah untuk hidup kudus, tetapi kita tidak boleh menyerah dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk dipimpin Roh. Untuk itu kita perlu pengakuan. Kita harus mengakui setiap dosa atau kebiasaan yang masih sulit kita lepaskan di hadapan Allah dan kepada orang- orang yang kita percayai – seperti PKK kita, teman KTB atau lainnya. Itu perlu kita lakukan agar Tuhan mengampuni kita dan kita sembuh (1 Yoh 3:19, Yak 5:16). Hal lain yang perlu kita lakukan adalah evaluasi diri. Jangan biarkan kesibukan dalam pelayanan membuat kita tidak pernah lagi memeriksa diri. Memeriksa diri dengan terang Firman-Nya akan menolong kita untuk peka dan sensitif dengan dosa atau kebiasaan buruk yang terkadang sulit kita kenal atau sudah kita anggap wajar. Terakhir dan yang sangat penting adalah melatih diri untuk hidup kudus dengan melatihnya sesuai Firman Tuhan (Maz 119:9). Kenalilah dosa atau kebiasaan buruk kita dan latihlah setiap hari dengan mematikan keinginan daging atau dosa dengan bersandar kepada anugerah-Nya.
Biarlah Tuhan yang memampukan kita untuk hidup kudus sehingga pelayanan yang kita kerjakan berkenan kepada-Nya.

Komentar