PELAYANAN YANG BERTUMBUH DAN BERBUAH


            Sebelum kita membahas lebih jauh apa dan bagaimana pelayanan yang bertumbuh dan berbuah mari kita mendiskusikan arti pelayanan. Kita sering mengatakan kata “pelayanan” bahkan terlibat di dalam pelayanan. Richard Lamb dalam bukunya Menjadi Murid Yesus di Kehidupan Nyata, menjelaskan arti pelayanan yang menurut saya sangat tepat dan alkitabiah.
Pelayanan adalah menggunakan hidup kita untuk orang lain
untuk mengarahkan mereka kepada Allah.
            Menggunakan hidup kita adalah keseluruhan hidup kita untuk orang lain yang belum mengenal Tuhan dengan tujuan untuk mengarahkan mereka kepada Allah. Sehingga kita harus memahami bahwa pelayanan haruslah bertumbuh dan membuahkan hasil. Allah dipermuliakan jika pelayanan kita berbuah. Tuhan Yesus menegaskan “dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku" (Yoh 15:8).  Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus kita miliki dan lakukan supaya pelayanan kita bertumbuh dan berbuah? Setidaknya ada empat yang harus ada dan dilakukan supaya pelayanan yang kita kerjakan memuliakan Tuhan.
      1. Firman Tuhan dan Doa
Kita adalah pelayan dan Tuhan adalah pemiliki/tuan pelayanan. Pelayan mengerjakan apa yang diminta oleh tuannya begitu juga dalam pelayanan, seorang pelayan ada untuk mengerjakan keinginan/visi Allah. Maka syarat mutlak yang harus dimiliki supaya pelayanan bertumbuh dan berbuah adalah pelayan harus mengenal Kristus atau tinggal di dalam-Nya. Dalam Yoh 15:4 dikatakan “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”. Kegagalan terbesar dan mendasar mengapa pelayanan tidak berbuah adalah para pelayan tidak mencintai Firman Tuhan dan malas berdoa.
Terlalu mudah bagi seorang pelayan sibuk dalam “aktifitas” pelayanan tetapi gagal memberikan waktunya secara teratur untuk menggali Alkitab dan tekun berdoa. Sama seperti ranting yang tidak bisa berbuah jika tidak tinggal pada pokoknya maka jangan pernah bermimpi pelayanan kita berbuah. Kita sering kali merasa sudah mengerjakan aktifitas/kegiatan pelayanan sudah melakukan kehendak Tuhan. Sesungguhnya kita tidak layak melakukan pelayanan, maka kita harus terus merendahkan diri untuk bertanya kepada Allah tentang apa yang harus kita lakukan dalam pelayanan. Kita bisa tahu apa kehendak-Nya jika kita mencintai Firman Tuhan dan berlutut didalam doa.
Didalam Hosea 6:6 dan Mazmur 127:1 dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan lebih mengutamakan persekutuan pribadi daripada aktifitas pelayanan. Sia- sia melayani jika hubungan pribadi dengan Tuhan tidak atau malas dikerjakan. Pelayanan harus dibangun dengan fondasi Firman Tuhan jika tidak maka pelayanan ini akan hancur, sama seperti perumpamaan membangun rumah di atas pasir dalam Matius 7:24-27.
      2. Teladan
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengatakan “engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain." (Rom 2:23-24). Teladan adalah hal kedua yang harus dimiliki oleh seorang pelayan. Jika pelayanan adalah menggunakan hidup kita untuk orang lain itu artinya hidup kita haruslah sesuai dengan apa yang kita ajarkan. Kita sangat mudah mengajarkan kebenaran kepada orang- orang yang kita layani tetapi sulit menjadi teladan bagi mereka. Jika demikian kita sama saja kita menghina Tuhan. Mereka tidak tertarik kepada Allah atau malah menghujat-Nya karena hidup kita justru tidak sesuai Firman Tuhan.
Seorang pelayan haruslah mengikuti jejak Paulus dalam pelayanannya yaitu “tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1 Kor 9:27). Pelayanan bertumbuh jika para pelayan terus mengalami pertumbuhan rohani. Seorang pelayan harus terus berbenah diri supaya Injil yang diberitakan tidak ditolak.
      3. Kasih
Aspek selanjutnya yang harus dimiliki seorang pelayan adalah kasih. Yesus tergerak oleh belas kasihan ketika melihat orang banyak yang belum atau tidak terlayani (Mat 9:36). Kristus melayani karena kasih-Nya kepada kita. Pelayanan yang dikerjakan oleh pelayan harus dilakukan dengan motif kasih bukan karena terpaksa atau ikut- ikutan. Kegagalan pelayan masa kini adalah lebih mengasihi dirinya sendiri daripada mereka yang harus dilayani.
Sungguh keterlaluan jika kita seorang pelayan minta diperhatikan atau dikasihi. Seringkali seorang pelayan menghabiskan waktu hanya untuk mengurus diri sendiri karena pergumulan atau masalah yang sedang di hadapi. Adakah kita tergerak melayani dengan kasih ketika kita melihat orang yang kita layani tidak hidup dalam Tuhan?
Seorang pelayan harus melayani dengan kasih yang berkorban, memberi tidak menuntut, tidak mementingkan dirinya sendiri. Allah melayani karena kasih, apakah kita melayani karena kasih?
      4. Bayar Harga
Kristus dalam Yohanes 12:24 mengatakan “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”. Kristus melayani manusia dengan bayar harga yaitu nyawa-Nya mati di kayu salib. Pelayanan yang kita kerjakan akan berbuah jika kita bayar harga seperti biji gandum yang jatuh dan mati.
Bukankah kita berhutang karena dibayar oleh kematian Kristus untuk menebus kita dari dosa? Apa yang harus dibayar agar pelayanan berbuah? Hidup kita atau totalitas dalam pelayanan. Pelayanan yang kita kerjakan adalah anugerah bukan murahan yang dikerjakan dengan tergantung mood atau saat- saat tertentu saja.
Pelayanan harus dikerjakan dengan serius dan sungguh- sungguh tidak asal- asalan.  Rasul Paulus dalam 2 Tim 2:3 – 4 mengajar kita arti dari bayar harga. Bayar harga berarti mengerjakan pelayanan dengan disiplin, rela berkorban, komitmen, siap menderita, taat dan setia. Keseluruhan atau totalitas hidup kita harus benar- benar 100% untuk pelayanan tidak hitung- hitungan atau setengah- setengah.

Penutup
Pelayanan yang kita kerjakan supaya menghasilkan buah adalah kehendak-Nya. Buah yang Dia inginkan adalah semakin banyak orang yang men-Tuhankan Kristus dalam hidupnya. Diatas semuanya, kita juga harus memahami bahwa pertumbuhan dan buah pelayanan terjadi karena pemberian Tuhan (1 Kor 3:7) sehingga kita tidak pantas bermegah jika pelayanan yang kita kerjakan bertumbuh/berbuah dan kita harus terus berjuang jika pelayanan kita belum bertumbuh atau berbuah. Karena jika dalam pelayanan tidak menghasilkan buah maka kita akan dihukum oleh Allah (Yoh 15:2).
Sebagai penutup, Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 20:24 mengajak kita sebagai pelayan-Nya berkomitmen :
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Tuhan Yesus memberkati.

Komentar