BAHAYA HEDONISME DALAM PERSEKUTUAN

by : Irma Melati Sinaga

Di era Globalisasi saat ini begitu banyak paham-paham yang berkembang di masyarakat. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, lebih-lebih media elektronik telah menawarkan kepada kita semua gaya hidup yang sudah menggeser nilai-nilai kebenaran.
Salah satu paham yang sangat berkembang saat ini adalah paham hedonisme. Paham hedonisme ini sangat menjamur disemua kalangan. Namun yang paling banyak saat ini yang terikut akan paham ini adalah kalangan anak muda seperti anak-anak SMP, SMA bahkan hingga mahasiswa. Hedonisme itu sendiri adalah hidup yang mementingkan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan hidupnya dan hal ini sangat bertentangan dengan iman Kristiani. Hedonisme juga bisa dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan secara berlebihan dan pada akhirnya memberhalakannya untuk tujuan memuaskan diri sendiri. Padahal tujuan utama hidup orang Kristiani adalah hidup yang mencerminkan kasih Kristus dan semakin serupa dengan Dia.
Budaya hedonisme ternyata bukanlah budaya yang berkembang pada masa-masa sekarang melainkan sudah ada pada masa di perjanjian lama (Yesaya 5: 11-17). Pada saat itu bangsa Israel sangat senang melakukan hal-hal yang memuaskan hidup mereka. Pagi-pagi mereka sudah mencari kesenangan untuk diri mereka sendiri seperti mencari minuman keras, bersantai-santai, berpesta pora, hidup dalam ketidakpedulian. Hal itu mereka lakukan tidak mengenal waktu, sehingga mereka lupa menyediakan waktu yang khusus untuk berelasi dengan Allah (beribadah) (ayat 11-12). Apa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang sangat tidak dikehendaki oleh Allah dan sangat dibenci oleh-Nya.
Melalui Nabi Yesaya, bangsa Israel diperingatkan sangat keras, Yesaya mengatakan “Celakalah” . Kata “celakalah” ini mengisyaratkan bahwa apabila kita tidak menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah, maka akan mendapat akibat atau hukuman yang sangat berat. Hal itu memang terjadi, di mana bangsa Israel ketika berulang-ulang kali diingatkan tetap saja bebal, maka mereka mendapatkan hukuman yang sangat berat dari Allah. Mereka mengalami pembuangan yang sangat lama (ayat 13). Hidup mereka begitu sengsara ketika mereka di buang Allah (ayat 14-15). Tujuan Allah membuang mereka bukan karena Allah tidak mengasihi bangsa Israel, melainkan Allah menginginkan bangsa itu berbalik kepada Allah dan kembali hidup untuk memuliakan Allah melalui hidup mereka yang berkenan kepada-Nya.
Ketika merenungkan ayat ini, Allah tidak ingin kita hidup dalam gaya hidup hedonisme. Gaya hidup hedonisme membuat kita jauh dari Allah yang adalah pencipta kita. Kita sering lupa berelasi dengan Allah karena kita selalu hidup dalam kedagingan kita dan kesenangan pribadi. Kita lebih suka menghabiskan waktu dengan nongkrong di mall, karo-koro, menggosip, bermalas-malasan, bermain game, dan bermain gadget dari pagi hingga malam. Semua itu membuat kita tidak suka lagi melakukan hal-hal rohani yang sifatnya besekutu dengan Allah dan menghadiri persekutuan-persekutuan Kristen khususnya yang ada di kampus kita FMIPA. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana kuantitas dan kualitas HPDT dari AKK yang masih kurang. Tidak hanya itu kita juga dapat melihat bagaimana kehadiran para AKK setiap ibadah yang diadakan oleh KMK selalu memiliki fluktuasi yang menurun. Waktu kita sudah habis dengan hal-hal yang ditawarkan oleh dunia ini.
Bersenang-senang atau refresing tidak ada salahnya karena kita juga harus punya waktu untuk menyegarkan diri kita. Tetapi ketika itu dilakukan berlebihan maka mengakibatkan kita jauh dari Allah dan hidup kita tidak berkenan bagi Allah. Hal itu lah yang membuat makna bersantai/bersenang-senang menjadi salah. Kalau tidak mau dihukum seperti bangsa Israel, mari sama-sama tinggalkan gaya hidup hedonisme. Jangan mau diperhamba oleh hal-hal yang ditawarkan oleh dunia yaitu dengan mengikuti gaya hidup hedonisme, karena kita sudah di tebus oleh Kristus dan kita sudah menjadi anak-Nya. Sebagai anak-anak yang mengenal Allah, kita dimampukan untuk bisa menahan godaan hedonisme yang ditawarkan oleh dunia. Namun kita harus menyadari bahwa roh itu penurut dan daging kita lemah, sebab itu kita harus berjaga-jaga dengan membangun persekutuan yang erat dengan Allah dan sesama (Mat 26: 41).
Kita patut bersyukur ketika ada kelompok-kelompok PA yang sekarang boleh kita ikuti di kampus FMIPA, di mana melalui KTB, kita diingatkan terus untuk membangun relasi yang dekat dengan Allah dan juga membangun  persekutuan dengan sesama anak-anak Tuhan. Hal itu menolong kita untuk melakukan kehendakNya, menjadi pribadi yang semakin serupa Dia dan pada akhirnya kita boleh menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita. J
God Bless Us
“ Sebab semua yang ada di dalam dunia ini, yaitu kedagingan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1 Yohanes 2: 16-17).
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10: 25)

Komentar