KONSISTENSI ATAU KREATIVITAS?



        Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Pencipta langit dan bumi. Dia juga adalah Pencipta yang setia memelihara setiap ciptaan- Nya. Bukan hanya itu saja, ketika dunia berakhir Dia tidak berakhir, tetapi memerintah selama- lamanya. Itu artinya : Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Allah kita adalah Pribadi yang kasih dan keadilan- Nya tidak pernah berubah atau konsisten sejak bumi belum diciptakan, sekarang dan selamanya.
            Dalam mengerjakan pemuridan dalam pelayanan mahasiswa, konsistensi Allah perlu menjadi hal yang harus terus kita hayati. Kondisi zaman akan berubah setiap waktunya, begitu juga dengan metode- metode baru untuk pemuridan juga semakin banyak. Untuk menemukan cara atau metode yang kontekstual untuk pemuridan perlu kreativitas. Sehingga, tidak heran orang- orang yang terlibat didalamnya juga dituntut untuk kreatif. Akan tetapi, kita perlu bijak dan cermat dalam berkreatifitas supaya konsistensi yang mutlak tidak tergantikan.
Metode, bahan, kurikulum atau hal lainnya bisa saja berubah (sesuai kondisi) supaya pemuridan bisa dikerjakan dengan baik. Namun, ada hal yang sama sekali harus kita jaga konsistensinya supaya esensi pemuridan tetap utuh dan Alkitabiah. Yang pertama adalah peranan Roh Kudus. Bagaimanapun ceritanya, pemuridan yang benar adalah pemuridan yang prosesnya bergantung kepada kuasa Roh Kudus. Sebelum Yesus memulai pemuridan, Dia terlebih dahulu “menerima” Roh Kudus (Mat 4:1-25). Sehingga pemuridan yang dikerjakan- Nya berkuasa mengubah hidup para murid- Nya dan memberikan buah bagi dunia yaitu murid- Nya melanjutkan pemuridan. Setelah Yesus memberikan mandat pemuridan, para murid- Nya pun harus terlebih dahulu menerima Roh Kudus (Kis 2:1-47). Apa yang terjadi? Dengan kuasa Roh Kudus, pemuridan yang mereka kerjakan menghasilkan banyak orang yang bertobat. Jika demikian, maka kita perlu terus menyadari bahwa pemuridan yang konsisten adalah pemuridan yang mengandalkan kuasa Roh Kudus. Tidak peduli sebagus apapun kreatifitas kita dalam pemuridan jika tanpa peranan Roh Kudus didalamnya maka itu akan sia- sia. Hanya Roh Kuduslah yang bisa membuat orang- orang yang kita muridkan bertobat dan mengalami pertumbuhan iman bukan kreatifitas kita.
Konsistensi kedua yang harus tetap kita jaga adalah Firman Allah. Yesus memberikan mandat kepada murid- Nya supaya pemuridan yang mereka kerjakan adalah pemuridan yang mengajarkan kebenaran dan tidak hanya diajar saja tetapi untuk dilakukan (Mat 28:20a). Alkitab adalah buku kehidupan yang tidak tergantikan untuk setiap orang yang mau bertumbuh. Sumber utama pengajaran dalam pemuridan adalah Alkitab. Karena Yesus adalah adalah Firman Allah itu sendiri (Yoh 1:1-2). Kita bisa saja membuat atau membaca buku- buku rohani untuk mendukung proses pemuridan yang kita kerjakan. Buku- buku rohani memang kebanyakan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami bila dibandingkan dengan bahasa dalam Alkitab. Tetapi, Alkitab adalah buku yang kekayaannya tidak akan pernah habis digali. Maka kita harus tetap mendorong orang- orang yang kita muridkan untuk setia menggali kekayaan Alkitab, merenungkannya serta melakukannya. Bagaimanapun kondisi zamannya, dalam pemuridan kita tidak boleh mengabaikan hal- hal yang konvensional seperti Saat Teduh, BR, PA dan lainnya. Supaya dengan demikian, mereka yang kita muridkan mengalami perjumpaan dengan Allah lewat Firman- Nya.
Konsistensi ketiga dalam pemuridan adalah penyertaan Allah. Allah yang memulai maka Allah juga yang akan memeliharanya. Ketika Yesus menyatakan bahwa diri- Nya sudah diberi kuasa, memberikan mandat pemuridan, Dia juga memberikan janji kepada para murid- Nya (Mat 28:18-20). Yesus tahu (dan sudah mengalaminya) bahwa tidak mudah mengerjakan pemuridan. Kita tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan supaya pemuridan yang kita kerjakan kreatif, tetapi usahakanlah orang- orang yang terlibat didalam pemuridan adalah orang- orang yang percaya akan pemeliharaan Tuhan. Tidak sedikit orang- orang yang dulunya semangat mengerjakan pemuridan, namun hilang ketika banyak mengalami tantangan dan hambatan. Kita tidak bisa taat dan setia mengerjakan pemuridan jika kita tidak menghayati konsistensi pemeliharaan Tuhan atas hidup kita.
            Kreatifitas dalam pemuridan itu perlu dan penting, namun kita tidak boleh mengabaikan konsistensinya. Kreatifitas tanpa konsisten dengan esensi yang sebenarnya akan membuat pemuridan yang kita kerjakan tanpa arah yang jelas. Pemuridan harus dikerjakan dengan kuasa Roh Kudus, bersumber dari Alkitab dan setia dikerjakan karena janji pemeliharaan Tuhan. Sudahkah itu yang konsisten kita kerjakan dalam pemuridan?

Tuhan memberkati.

Komentar