Kita tahu bahwa
visi pelayanan mahasiswa dalam hal ini Perkantas, adalah menghasilkan alumni
yang takut akan Tuhan melalui proses penginjilan, pembinaan, pelipatgandaan dan
pengutusan. Selama mengikuti proses pemuridan di kampus, mahasiswa (AKK) diajak
untuk mengenal dan bertumbuh didalam Kristus. Mulai dari kesadaran akan manusia
berdosa, kebutuhan akan Juruselamat, hubungan pribadi dengan Tuhan, mengerjakan
studi dengan benar, integritas, karakter yang menunjukkan buah- buah Roh,
menjadi pelayan, menggumulkan PH (panggilan hidup dan pasangan hidup) dan lain-
lain. Kita semua pasti pernah mengalami hal- hal indah tersebut yang tentu saja
melalui proses dan perjuangan yang tidak mudah. Namun, yang menjadi pertanyaan
adalah apakah proses tersebut masih berlanjut di dunia alumni? Ada berapa
banyak alumni yang dibina dalam pelayanan mahasiswa masih tetap setia men-Tuhankan
Kristus dalam hidupnya?
Sebagai salah satu orang yang menikmati dan
mengenal Tuhan dalam pelayanan mahasiswa, sejauh saya melihat sangat sedikit
alumni yang katanya mengenal Tuhan tetap setia kepada-Nya. Mengapa saya berani
mengatakan hal demikian? Karena, ketika memasuki dunia pekerjaan banyak alumni
yang justru mengejar ambisi pribadi. Ada berapa banyak alumni yang masih
memiliki disiplin rohani yang sehat? Ada berapa banyak alumni yang hidupnya
sederhana? Ada berapa banyak alumni yang terlibat dalam pelayanan, baik gereja,
Perkantas atau lembaga pelayanan lainnya?. Visi alumni yang takut akan Tuhan
hanya slogan ketika mahasiswa saja dan tidak dihidupi sepanjang hidupnya.
Mengapa
alumni begitu mudahnya meninggalkan Tuhan yang telah menganugerahkan banyak hal
kepadanya semasa dibina dalam pelayanan mahasiswa?. Saya berani katakan, alumni
yang demikian adalah alumni yang tidak tahu diri. Dalam Lukas 12:48b, Kristus
mengatakan “setiap orang yang kepadanya
banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak
dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut”. Bukankah
alumni pelayanan mahasiswa adalah orang- orang yang telah diberi dan
dipercayakan banyak anugerah Tuhan selama dimuridkan bahkan memuridkan di
pelayanan mahasiswa?. Ingatlah bahwa kita (alumni) adalah orang yang berhutang
karena anugerah Allah. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengatakan
bahwa “aku berhutang baik kepada orang Yunani,
maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada
orang tidak terpelajar” (Roma 1:14). Karena Kristus, Paulus berhutang
kepada orang- orang yang belum hidup dalam Kristus. Sehingga, dia memberikan
hidupnya untuk membagikan Injil kepada banyak orang. Jika kita menghayati ayat
Firman Tuhan ini, maka kita akan mengatakan bahwa aku berhutang anugerah Allah maka
aku harus membayar hutang itu dengan menyerahkan hidupku hanya untuk
mengerjakan visi Allah seumur hidup.
Alumni yang takut akan Tuhan adalah
alumni yang berkualitas (kompetensi), integritas (mendemonstrasikan kebenaran)
dan melayani (terlibat pelayanan) dalam mewujudkan mandat amanat agung dan
mandat budaya dalam profesinya. Alumni sering bahkan terlalu mengabaikan dua
mandat tersebut dalam profesinya. Kesibukan pekerjaan, pergumulan hidup/TH,
tekanan orang tua, pekerjaan adalah pelayanan dan lain sebagainya menjadi
alasan untuk tidak mengerjakan mandat amanat agung dan budaya yang sebenarnya
harus kita kerjakan sebagai alumni yang takut akan Tuhan. Sebenarnya tidak ada
alasan untuk tidak melayani Tuhan. Melayani Tuhan tidak cukup dalam bentuk
pekerjaan tetapi harus terlibat langsung dalam pelayanan konkrit untuk
memberitakan Injil dan memuridkan semua bangsa menjadi murid Kristus. Disatu
sisi mandat budaya juga harus dikerjakan dengan serius. Dalam profesi, mandat
budaya untuk mengusahakan, mengelola bumi dan seisinya harus dikerjakan untuk
tujuan Ilahi bukan semata- mata mengejar harta dan jabatan. Mandat amanat agung
dan mandat budaya ibarat dua sisi koin yang kedua- duanya harus seimbang
dikerjakan tidak boleh timpang.
Alumni pelayanan mahasiswa diutus
untuk menjadi berkat bagi keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Hal
itu bisa tercapai jika panggilan hidupnya benar- benar jelas. Jelas dalam arti panggilan
hidupnya adalah kehendak Tuhan bukan kehendak pribadi atau orang tua. Kita
diselamatkan bukan hidup untuk diri sendiri atau untuk orang tua kita tetapi
hidup untuk setia mengerjakan visi Allah di dunia yang berdosa ini. Jadilah alumni
yang setia mengerjakan amanat agung dan mandat budaya apapun profesi kita
karena hidup untuk Kristus adalah anugerah.
Komentar
Posting Komentar