SIAP SEDIA MENJADI BERKAT & TERANG



Akhir- akhir ini saya gelisah melihat status dan trend teman- teman yang akan memulai dan menjalani kuliah kerja nyata (KKN). Kegelisahan saya adalah mengapa hanya ketika KKN motto “jadilah garam & terang” atau “tetap jaga relasi dengan Tuhan ya” menjadi obat penenang bagi mereka yang diutus ke desa- desa untuk mengabdi kepada masyarakat. Namun ketika tidak KKN motto tersebut meredup dan mungkin tidak lagi dinyatakan. Banyak dari kita yang terlalu ketakutan dan kuatir ketika akan memulai KKN. Ada apa dengan diri kita? Mengapa hanya ketika masa- masa KKN kita sepertinya kelihatan “rohani”?. Seolah- olah tempat/desa KKN adalah neraka bagi kita yang sudah mengalami hidup dalam Tuhan.
            Saya tidak menyalahkan kalau kita memberi semangat kepada teman- teman kita yang akan dan sedang KKN. Tapi satu hal yang harus kita pahami adalah bahwa Alkitab tidak pernah menyuruh kita menjadi terang dan garam pada saat- saat tertentu. Allah menyuruh kita menjadi terang dan garam dimanapun dan kapanpun. Baik atau tidak baik waktunya. Jika kita begitu kuatir akan apa yang akan kita hadapi ketika KKN berarti pemahaman kita masih terdikotomi. Dalam 2 Timotius 4:2, beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Jelas sekali Tuhan memerintahkan kita memberitakan Firman atau menjadi terang dan garam, siap sedia selalu sekalipun kondisi kita belum siap. Kita menerapkan kebenaran hanya ketika waktu dan tempatnya tepat menurut cara pandang kita sendiri. Kita takut menderita/ditolak atau malu karena kita Kristen.
            Menjadi orang kristen hidupnya adalah kitab terbuka yang harus bisa dibaca dan  dirasakan oleh orang lain. Kita yang sudah dibina dalam kelompok kecil selama tiga tahun sepertinya belum siap diutus ke dunia nyata. Kita terlalu menikmati dunia kerohanian dan komunitas kita sampai kita lupa keluar untuk mereka yang belum mengenal Tuhan. KKN adalah momen untuk memberitakan Injil dan kasih Kristus bukan sebagai momok yang menakutkan. Jangan malu dan jaim menunjukkan hidup kita sebenarnya. Kekristenan kita bukanlah kekristenan yang hanya vertikal tetapi horizontal juga.
            Terakhir, saya mau bersaksi tentang pengalaman saya ketika menjalani KKN. Saya memang tidak terlalu intens memberitakan Injil secara verbal tetapi lebih banyak bersaksi melalui hidup saya sebagai orang Kristen (saat itu kami dua orang yang Kristen di desa itu), untuk membukakan mata mereka akan kasih Kristus (karena hampir semua warga beragama muslim, kecuali suku dalam yang animisme). Saya bersyukur cara pandang mereka akan kristen berubah dengan cara saya yang selama KKN intens berkunjung ke rumah- rumah warga. Lewat kehadiran saya yang bergabung dengan komunitas mereka, mereka melihat kasih Kristus dan menerima saya sebagai orang kristen. Sehingga ketika kami akan mengakhiri KKN, banyak warga yang terkesan dengan kehidupan saya jika dibandingkan dengan teman- teman yang lain.
            Menjadi berkat dan terang bukanlah trend tetapi harus menjadi gaya hidup orang kristen baik atau tidak baik waktunya.
Salam.

Komentar

Posting Komentar