Tahun 2013 adalah tahun terakhir saya berstatus pengurus di
pelayanan mahasiswa sekaligus masa aktif saya sebagai mahasiswa di kampus akan
segera berakhir. Jika melihat kembali perjalanan 4 tahun terlibat didalam
pelayanan mahasiswa, ada begitu banyak hal yang telah Tuhan kerjakan dan
berikan melalui hidupku. Ada keberhasilan dan ada juga kegagalan. Namun yang
terpenting bagi saya orang yang beruntung adalah anugerah-Nya telah mengubah
hidup saya lewat pengalaman rohani bersama-Nya. Berikut ini adalah kisah hidup
pelayanan saya yang akan berakhir tanggal 20-21 Juli 2013 dan semoga pengalaman
ini menjadi berkat bagi para pembaca.
2009/2010
Saya
ingat apa yang menjadi motivasi dan mimpi saya ketika pertama kali menjadi
pengurus tepatnya di KMK Teknik UR, yaitu supaya pelayanan di kampus teknik
menjadi baik. Saat itu saya tidak punya gambaran yang jelas apa dan bagaimana
suatu pelayanan dikatakan baik dan saya juga tidak tahu apakah pelayanan di
kampus saya sedang tidak baik. Satu tahun pertama kepengurusan, saya menemukan
jawaban bagaimana pelayanan di kampus saya yang ternyata memang sedang tidak
baik. Saya berani menyimpulkan hal tersebut karena selama pelayanan saya
merasakan banyak keanehan. Konflik antar pengurus sering terjadi, arah
pelayanan tidak jelas (menganut satu ajaran gereja, kelompok kecil diabaikan
dan pengajaran tidak sehat) dan lebih parahnya ada seorang pengurus yang senior
mengatakan bahwa pengurus harusnya di gaji supaya banyak yang mau terlibat dan
bisa memberikan yang terbaik untuk pelayanan. Karena saya kesal, sering kali
saya jarang hadir pertemuan pengurus dan kebaktian. Diakhir kepengurusanpun dua
pengurus tidak menyelesaikan pelayanannya hingga LPJ. Selain itu, Meskipun
kondisinya seperti itu, satu hal yang saya syukuri kepada Allah adalah saya
tahu apa yang harus diperbaiki pelayanan ini kedepannya, sehingga saya memutuskan
untuk tetap melanjutkan pelayanan ke periode berikutnya.
2010/2011
Tahun kedua pelayanan, saya memutuskan untuk
di komisi yang berhubungan langsung dengan pembinaan. Belajar dari pengalaman periode
sebelumnya, saya berketetapan untuk memberikan lebih supaya pembinaan/pemuridan
di kampus saya lebih baik dan tanggal 21
Agustus 2010 saya memutuskan untuk menjadi PKK. Mimpi saya waktu itu sangat
sederhana yaitu saya berharap banyak PKK dari teknik tahun- tahun berikutnya. Mengapa
saya bermimpi demikian? Pertama adalah ketika itu tidak ada PKK dari teknik
sejak angkatan 2003. Kedua adalah harus teladan dalam pelayanan di teknik
mengingat tidak adanya teladan dari pengurus sebelumnya dan tuntutan studi fakultas
teknik yang membuat mahasiswa kristen menjadi study oriented, sehingga komitmen saya adalah harus membuktikan
bahwa ikut pelayanan tidak memperlama masa studi. Tahun kedua ini jugalah pelayanan
KMK Teknik UR dirintis ulang supaya kembali on
the track yaitu mengerjakan visi pemuridan.
Banyak hal yang terjadi di tahun kedua
pelayanan saya, salah satunya adalah saya memutuskan untuk tidak melibatkan
mantan pengurus sebelumnya supaya pelayanan ini “steril”. Dengan keputusan
tersebut, relasi saya dengan mantan pengurus pun renggang. Saya punya keyakinan
bahwa pertumbuhan/perubahan terjadi jika ada yang dikorbankan dan saya
merasakan pelayanan di teknik mengalami progress dari tahun sebelumnya seperti adanya
kegerakan doa lewat jam doa puasa pengurus, perpuluhan pengurus ada, adanya
kontrolling perjalanan kelompok kecil, kelompok kecil mulai kontinu, menekankan
interdenominasi dan pengajarannya kembali sehat.
2011/2012
Di tahun ketiga pelayanan, visi pelayanan
semakin diperjelas dan dipertajam dalam hidup saya. Saya bersyukur memiliki KTB
dan PKK yang terus mendorong saya untuk memperbaiki pelayanan di teknik. Tuntutan
di tahun ketiga lebih besar bagi saya sebagai pengurus karena hidup saya harus
terus menjadi teladan dan harus bisa menjadi inisiator bagi rekan- rekan pelayanan
di KMK Teknik UR. Di tahun ini saya ditunjuk menjadi koordinator umum, sesuatu
hal yang tidak terpikirkan bagi saya karena saya tahu “posisi” itu memiliki
tanggung jawab yang besar. Di tahun kepengurusan ini, saya berkomitmen untuk
terus memperjuangkan dan memperbaiki pemuridan di kampus teknik yaitu menjadikan
kelompok kecil sebagai strategi efektif untuk menghasilkan alumni sesuai visi. Saya
bersyukur kepada Allah karena Dia memberikan dua rekan pengurus yang sama- sama
punya beban dan mimpi seperti saya. Mereka memberikan diri menjadi PKK untuk
mahasiswa baru angkatan 2011. Di tahun ini, saya memutuskan untuk menunda KKN
menjadi tahun depan supaya rekan- rekan pengurus memahami bagaimana analisa
SWOT dan membuat sasaran pelayanan. Selain itu, saya juga ditentang keluarga
karena tidak setuju saya terlibat di pelayanan mahasiswa, bahkan saya pernah di
ancam tidak dikuliahkan lagi jika masih tetap ikut pelayanan mahasiswa. Saya ingat
betul ketika kami ingin melakukan analisa SWOT (saat itu liburan SP) saya
sempat pinjam uang kepada teman untuk “kabur” ke Pekanbaru. Syukur kepada Tuhan,
Dia melembutkan hati orang tua saya karena akhirnya saya diijinkan untuk pergi
ke Pekanbaru.
Ada
satu hal lain yang tidak akan pernah saya lupakan adalah kami memberontak
kepada POMKRIS. Kami pengurus KMK Teknik UR bahkan dicap sebagai pengurus yang jugul dan aneh. Karena kami memutuskan
untuk menjadikan AKK sebagai objek pelayanan yang dievaluasi (satu- satunya KMK
pada saat itu) dan mereka tidak setuju. Selain itu, saya tidak pernah hadir di
pertemuan DP sejak November 2011, karena saya tidak sepakat dengan keputusan DP
yang melibatkan non-AKK untuk melayani di panitia natal UR. Saya berpegang
teguh bahwa yang melayani adalah orang- orang harus terlebih dahulu mengalami
pertobatan atau sudah dibina di KK. Selain itu, di internal kepengurusan kami
pengurus sering mengalami konflik yang mengakibatkan beberapa pengurus sakit
hati dan tidak lagi melanjutkan kepengurusan ke periode selanjutnya. Terus terang
itu adalah kegagalan saya sebagai pemimpin karena tidak mampu menyelesaikan
konflik dan itu membuat saya frustasi untuk melanjutkan kepengurusan tahun
berikutnya atau tidak.
2012/2013
Tahun terakhir. Ya, itu adalah komitmen saya
ketika memutuskan untuk kembali terlibat di kepengurusan. Setelah melewati
proses doa yang panjang, saya memutuskan untuk terlibat di pelayanan Perkantas
Riau komponen mahasiswa. Saya memutuskan ke PMK Kota karena saya merasakan bahwa
Tuhan menginginkan saya untuk berdampak ke pelayanan di kampus lain. Sebagai orang
“baru” di pelayanan PMK Kota, saya perlu mempelajari seluk beluk dan kondisi pelayanan
sekota Pekanbaru. Mendampingi kampus- kampus adalah sesuatu hal yang baru saya
lakukan di pelayanan. Sharing pribadi dengan orang kunci dan menghadiri
pertemuan pengurus kampus adalah agenda utama yang dilakukan pengurus PMK Kota
supaya api penginjilan dan pemuridan di kampus tetap terjaga.
Tahun 2012/2013 adalah tahun pelayanan terberat
saya. April 2013 Tuhan mengijinkan ayah saya meninggal dunia, Maret 2013 kelompok
kecil yang saya pimpin harus dibubarkan, KTB inti yang harus bubar, pergumulan
TA dan KP serta pergumulan pribadi dan keluarga yang semakin berat. Tahun terberat
karena saya juga harus menanggungnya dengan sendiri. Kesepian dan kesendirian
adalah beban yang harus saya tanggung. Saya banyak belajar dari kepemimpinan
Musa bagaimana dia bergumul dalam memimpin bangsa Israel. Saat kesepian dan
kesendirian, musa berlari kepada Tuhan. Begitu juga dengan saya, didalam
pergumulan tersebut saya berlari dan menangis kepada Allah. Saya dikuatkan dan
dihibur-Nya melalui doa dan Firman Tuhan. Dua hari ketika ayah saya meninggal,
Tuhan mengatakan kepada saya,“apakah kamu masih mengasihi Ku”?. Firman Tuhan
itu terus menggelisahkan hati dan pikiranku. Saya berdiam diri dan akhirnya mengatakan,
“Tuhan aku masih mengasihi-Mu”. Lima hari setelah ayah saya meninggal dan
dikuburkan dengan hati yang masih berduka saya tetap melanjutkan kelompok
dengan adik kelompok saya angkatan 2012. Saya semakin memahami arti dari
ketaatan, komitmen dan bayar harga. Ketaatan adalah melakukan kehendak-Nya suka
atau tidak suka, baik atau tidak baik waktunya. Bayar harga berarti memberikan segalanya
untuk Tuhan. Komitmen berarti tetap melakukannya/totalitas meskipun banyak
pergumulan. Wujud kasih kepada Allah adalah ketaatan, komitmen dan bayar harga
melakukan visi-Nya.
Mengakhiri kepengurusan di
pelayanan mahasiswa, saya merasakan anugerah Tuhan melimpah dan saya beruntung Tuhan
mengizinkan saya bisa menikmatinya antara lain :
- Saya mengalami pertumbuhan rohani (pola pikir, karakter, sikap dan tujuan hidup).
- Mimpi saya pertama kali menjadi pengurus yaitu pelayanan teknik menjadi lebih baik Tuhan berikan yaitu KMK Teknik UR mengalami pertumbuhan jika dibandingkan pada periode 2009/2010. Hal ini bisa dilihat dari kelompok kecil bertumbuh dari kuantitas dan kualitas, kelompok kecil diutamakan dalam pelayanan, dana pelayanan dari perpuluhan, interdenominasi, pemahaman akan visi PM benar dan utuh, pengajaran sudah sehat, mulai banyak AKK yang terbeban menjadi pengurus untuk mengerjakan visi PM dan lain sebagainya.
- Mimpi saya pertama kali menjadi PKK yaitu adanya PKK dari teknik tahun- tahun berikutnya juga Tuhan anugerahkan. Jika tahun 2010 hanya 1 PKK maka tahun 2013 akan bertambah menimal menjadi 8 PKK dari teknik.
- Mimpi saya ketika menjadi pengurus PMK Kota yaitu berdampak bagi pelayanan di kampus lain ternyata juga Tuhan jawab. Saya bersyukur kepada Tuhan karena ada kampus yang saya dampingi, menjadikan AKK sebagai fokus dan objek pelayanan yaitu IK2FPIK.
- Saya bersyukur kepada Tuhan, studi saya mengalami peningkatan yang pesat selama menjadi pengurus yaitu IPK meningkat setiap semester dan teori saya selesai selama tujuh semester (sesuai paket semester), dengan hanya 1 kali SP (ambil satu mata kuliah ke atas) dan hanya 2 mata kuliah mengulang.
- Sebagai PKK walaupun saya gagal dengan adik- adik KTB saya yang pertama kali (bubar), saya masih diizinkan-Nya untuk ambil bagian dalam pemuridan. Dua kelompok kecil yang saya pimpin sudah mengalami pertumbuhan dan mulai mengeluarkan tunas. Saya terus berdoa supaya adik- adik kelompok ku menjadi penerus dalam memperbaiki pelayanan mahasiswa yang ada di Pekanbaru.
Menunggu masa berakhirnya kepengurusan dan status
mahasiswa, saya seperti berada di persimpangan jalan. Ya, saya sedang
menantikan Tuhan menyatakan kehendak-Nya.
Saya selalu bertanya kepada-Nya : “Tuhan apa yang harus saya lakukan
selanjutnya”?. Di dalam penantian ini, dua kebenaran yang Tuhan nyatakan dan
sedang saya gumulkan, yaitu :
1) Kita akan berhenti melayani Tuhan jika kita
berada pada satu titik yaitu kematian. Melayani adalah komitmen seumur hidup.
2) Jika orang lain mengejar kesuksesan maka saya mengerjakan
visi-Nya.
Segala sesuatunya dari Dia oleh Dia dan untuk Dia, segala kemuliaan
bagi Allah Tritunggal.
Komentar
Posting Komentar