He’s the Lord of
the sunshine
The Lord of the
rain
He’s the Lord of
the good time
The Lord of the
pain
He’s the Lord of
the mountain
The Lord of the
sea
He’s the Lord of
the music
The Lord of the
children
The Lord of you
and me
Lagu
diatas adalah lagu yang saya nyanyikan (dalam hati) dalam perjalanan menuju
UP2B (Laboratorium Bahasa UR) dengan berjalan kaki, ketika itu hari selasa sore.
Saat itu, selasai urusan di kampus saya mampir ke UP2B untuk melihat pengumuman
pendaftaran TOEFL semester genap 2012/2013. Ketika saya menyanyikan lagu diatas
suasananya sangat mendusayang, hujan rintik- rintik membasahi sesayajur tubuhsaya.
Dengan hujan gerimis yang menemani perjalanansaya, salah satu bait dari lagu
itu coba saya renungkan. Saya kembali diingatkan bahwa Tuhan adalah pencipta
hujan. Tidak ada yang salah dengan hujan. Kita patut bersyusayar jika kita
masih diberikan hujan-Nya. Tiba di UP2B, suasana dingin berubah menjadi “panas”
ketika saya lihat pendaftaran TOEFL sudah tutup tanggal 31 Januari 2013 lalu. Pikiran
dan perasaan saya langsung dipenuhi sayaatir dan tsayat : gimana ni? masa’ sampai semester 11 saya baru lulus dari UR? gk mungkin
saya bayar SPP lagi hanya untuk tes TOEFL?. Dengan pikiran dan perasaan
yang tidak tenang, setelah hujan reda saya melanjutkan perjalanan menuju ke
rumah. Tiba di kampus pertanian depan, saya mencoba menunggu oplet.
Dengan
suasana kampus yang sunyi, saya mencari penyebab tadi. Tanpa berlama- lama, pikiran
saya seolah- olah mengatakannya kepada saya : ini salah mu, ngapa gk peduli dengan TOEFL mu?. Di dalam hati saya
katakan : Tuhan, ampuni saya. Selama ini saya
memang tidak peduli dengan TOEFL saya. Tidak mau ditawan oleh rasa bersalah
dan kesayaatiran yang berlebihan, saya
berdoa : Tuhan, saya tahu ini hampir
mustahil. Tapi besok saya mau mencoba
bertanya kepada petugas UP2B untuk minta diperpanjang registrasi TOEFL. Berikan
keberanian kepada saya Tuhan, agar saya dapat menjelaskan kondisisnya dengan
jujur. Dan jika memang tidak bisa lagi, ajari saya Tuhan agar saya dapat
menerimanya dengan syusayar. Saya mau
serahkan semuanya kedalam tangan- Mu ya Tuhan. Amin. Selesai berdoa, kekuatiran
dan ketakutan yang saya rasakan tadi berkurang.
Keesokan harinya seperti yang telah
saya rencanakan, saya datang kembali ke UP2B. Doa saya dijawab Tuhan, pendaftaran
TOEFL ternyata diperpanjang dan saya pun segera menyelesaikan administrasi
pendaftaran hari itu juga. Menjelang tes, saya mempersiapkan diri dan terus
berdoa kepada Dia agar semester sepuluh ini saya lulus TOEFL. Karena penantian
saya yang panjang karena sudah beberapa semester saya tidak lulus- lulus TOEFL.
Sekali lagi Dia adalah Tuhan atas segalanya. Jika kita dengan sungguh- sungguh
meminta dan berusaha maka Tuhan akan menjawab. Hasil tes pertama dan kedua saya
“kurang beruntung” karena skor TOEFL saya kurang dari 450. Namun, pada tes
ketiga bulan April 2013 saya lulus TOEFL. Sesuatu hal yang sudah lama saya
nantikan. Saya sangat bersukacita dengan
mengatakan : terima kasih Yesus, ketika
melihat pengumuman bahwa skor saya di atas 450. Terpujilah Dia, Allah
Tritunggal.
Komentar
Posting Komentar