BENARKAH PKS DI-KONSPIRASI MENJELANG 2014?



Bagaimana tanggapan kita jika seorang sahabat atau saudara yang kita kenal adalah seorang yang baik dan religius, pada suatu saat melakukan tindakan yang tidak baik seperti mencuri?. Secara emosional, pasti kita tidak percaya dan berusaha mencari fakta bahwa sesungguhnya sahabat atau saudara kita tersebut tidak mencuri. Gambaran diatas mungkin tepat untuk mengambarkan kondisi PKS saat ini. Setelah Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dinyatakan tersangka oleh KPK, teman- teman seperjuangannya di PKS berusaha melawan KPK dengan menyatakan ada konspirasi politik terhadap PKS. Hal ini dengan gamblang dikatakan oleh Presiden PKS yang baru yaitu Anis Matta (Kompas, 1 Februari 2013). Sah- sah saja teman- teman LHI di PKS membelanya, namun alangkah bijaknya jangan sampai mereka menghilangkan fakta yang sebenarnya. Kenyataan LHI sebagai tersangka, KPK jelas mempunyai bukti kuat untuk menjadikannya sebagai tersangka kasus impor daging bukan sekedar perkiraan (Kompas, 31 Januari 2013 | 19:52 WIB ).
Sebagai partai yang berlandaskan agama tidak sepatutnya PKS membela diri bahkan balik menyerang KPK. Seharusnya ini menjadi pelajaran penting dan berharga bagi kader- kader lainnya untuk waspada dan harus on the track dalam mengerjakan tanggung jawab sebagai pejabat publik demi kepentingan masyarakat bukan kepentingan pribadi atau partai. Jika kita perhatikan moral pejabat di Indonesia sudah sangat rusak. Lebih parahnya lagi, sudah korupsi tidak mengaku sudah bersalah (Kompas, 30 Januari 2013 | 23:47 WIB). Masih ingat ketika Andi Mallarangeng menjadi tersangka kasus hambalang, dengan cukup “ksatria” mengundurkan diri menjadi Menpora tetapi tidak ksatria mengaku korupsi kasus hambalang. Setali tiga uang dengan Andi Mallarangeng (AM), Luthfi Hasan Ishaaq juga mengundurkan diri menjadi presiden PKS namun tidak mengaku bersalah dalam kasus impor daging. Atau kasus nikah siri Bupati Aceng Fikri yang sangat jelas melanggar sumpah jabatan malah balik menggugat MA. Sungguh terlalu ! (Versi Bang Rhoma).
Sikap malu sangat tepat untuk kita lakukan apalagi jika kita bersalah dan merugikan orang lain. Namun, mengapa para petinggi negeri ini yang sudah jelas bersalah sangat sulit berkata jujur dan mengaku salah?. Jangan- jangan mundurnya LHI ataupun AM dari Menpora dan Presiden PKS adalah untuk menjaga citra partai yang mereka tumpangi sebagai pejabat publik?. Alamak !!, apa gunanya PEMILU dan PILKADA jika calon- calon pejabat negeri ini hanya untuk kepentingan partai dan pribadi.
Banyak yang memprediksi tahun 2013 ini adalah tahun mengumpulkan modal untuk kampanye partai politik. Semoga para penegak hukum bisa lebih jeli lagi melihat praktek- praktek kongkalikong partai politik menjelang PEMILU 2014 dan tidak segan- segan untuk membrantas para koruptor kelas kakap di negeri ini.

Salam Indonesia !

Komentar