Genk motor dan
pendidikan. Mungkin ada dari kita yang bertanya- tanya, ada apa dengan genk
motor dan pendidikan? atau apa hubungan genk motor dan pendidikan?. Ada satu
hal yang sama dan sekarang menjadi sorotan dari genk motor dan pendidikan yaitu
kekerasan!. Beberapa hari yang lalu, kita pastinya masih ingat dengan tewasnya
siswa SMA yang ada di ibu kota akibat tawuran dua sekolah yang sudah lama
bermusuhan. Sepertinya, pendidikan di Indonesia saat ini sudah identik dengan
kekerasan. Bukan hanya itu, setiap awal tahun akademis di beberapa sekolah-
sekolah atau perguruan tinggi, perploncoan masih saja menjadi tradisi yang
sepertinya kurang lengkap jika tidak ada kekerasan didalamnya.
Dalam dunia pendidikan, kekerasan tentu
tidak boleh terjadi. Karena pendidikan seharusnya mendidik pendidik dan tenaga
pendidik untuk bersikap tidak kasar. Nah, apa yang terjadi dengan pendidikan
saat ini? apakah moral dan etika tidak lagi diajarkan dan ditanamkan?. Sangat
mengerikan dan menakutkan melihat pendidikan di Indonesia yang sudah identik
dengan kekerasan. Suka tidak suka budaya kekerasan dalam dunia pendidikan
sepertinya sudah tertanam sejak lama. Buktinya, para wakil- wakil rakyat yang terhormat
dan berpendidikan tinggi sekalipun masih berbicara dan bertindak kasar dengan
melempar kursi.
Lalu, bagaimana dengan genk motor?
kekerasan yang dilakukan para anggota genk motor tidak kalah sadisnya!. Kesamaannya
lagi adalah sebagian besar dari anggota genk motor adalah orang- orang yang
sedang berjuang di dunia pendidikan itu sendiri. Akhir- akhir ini, permusuhan
antar genk motor terjadi di kota Pekanbaru. Menurut informasi, sudah dua orang
tewas akibat tawuran antar dua genk motor yang mau memperebutkan daerah
kekuasaan.
Kalau kita menarik benang merah
penyebab dari kekerasan tawuran sekolah dan genk motor salah satunya adalah karena
mempertahankan kepentingan golongan. Bukankah sekolah SMA yang terlibat tawuran
adalah untuk balas dendam karena harga diri SMA mereka dilecehkan? bukankah perang
antar genk motor karena ingin mempertahankan daerah kekuasaan mereka?. Hal- hal
yang sepele dan kecil sekalipun dapat membuat kekerasan begitu mudah dilakukan.
Kekerasan- kekerasan yang mereka
lakukan tidak hanya menimbulkan korban diantara tetapi keresahan dan
ketidaknyamanan di masyarakat. Selain menanamkan nilai- nilai kebenaran dan
spiritualitas yang benar sejak dini dari lingkungan keluarga, apakah ada cara
lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan budaya kekerasan?
Komentar
Posting Komentar