SUMPAH (SERAPAH) PEMUDA INDONESIA



           Sumpah pemuda merupakan salah satu moment bersejarah bagi bangsa ini. Karena, peristiwa itu merupakan awal bangsa ini berjuang dan bisa merdeka dari para penjajah. Semangat pemuda pada masa tempo dulu tentulah semangat yang tidak pernah padam dan penuh pengorbanan. Bahkan nyawa dan darah bertumpah pun rela mereka berikan agar bangsa ini bisa menikmati kemerdekaan yang bebas dan sejahtera.
            Sebagai bangsa yang besar, tentulah kita tidak melupakan karya dan jasa para pahlawan. Kita semua pasti setuju, para pahlawan bisa tenang di alam sana jika kita bisa “membalas” pengorbanan para pendahulu kita. Pastinya dengan anugerah-Nya dan perjuangan para pahlawan kita bisa bebas dari “perbudakan” dan merasakan nikmatnya hidup yang merdeka. Suatu hal yang tidak bisa mereka nikmati ketika mereka masih hidup!. Tetapi yang menjadi pertanyaan besar untuk kita para pemuda Indonesia adalah sudahkah kita menghidupi dan memaknai sepenuhnya sumpah pemuda?. Seandainya, jika arwah para pahlawan bisa “hidup” kembali, tentulah mereka akan menagih sumpah pemuda yang selalu kita ucapkan setiap tanggal 28 Oktober!. Jika hal tersebut bisa terjadi, apa yang akan kita katakan?.
            Pemuda Indonesia masa kini sangat tidak sesuai dengan apa yang diucapkan dan disumpahkan. Pemuda negeri ini senang dengan predikat yang selalu dibangga- banggakan sebagai penerus masa depan bangsa. Sudahkah pantas pemuda Indonesia ini mengisi dan meneruskan perjuangan para pahlawan?. Jika kita perhatikan dan dengarkan dari berbagai media, kebanyakan pemuda di negeri ini lebih senang tawuran dari pada belajar yang rajin. Sepertinya, tawuran sudah menjadi hobi yang wajib dilakukan anak muda di negeri ini.  Hobi lain yang selalu “dibanggakan” dan dipamerkan adalah demonstrasi dimana- mana, menuntut wakil rakyat dan pejabat agar dihukum dan di penjara karena melakukan KKN. Tapi nyatanya, banyak mahasiswa dengan posisinya di kelembagaan mahasiswa bertingkah layaknya pejabat yang otoriter dan melakukan KKN!. Dengan menghalalkan segala cara, agar bisa menjadi presiden mahasiswa atau yang lainnya dengan cara money politic. Memanfaatkan status sebagai aktivis dan memalsukan data agar bisa menerima beasiswa. Contek- mencontek di lingkungan kampus sudah menjadi kebiasaan yang wajib dilakukan dan tidak haram. Untuk hal terkecil saja tidak bisa setia pada kebenaran bagaimana dengan hal- hal yang besar?.
            Ada apa dengan pemuda di negeri ini? Adakah yang patut dipersalahkan?. Kita semua setuju bahwa sumpah pemuda bukanlah sumpah yang dilanggar atau di nodai dengan dusta. Sumpah pemuda bukanlah ritual yang hanya diucapkan tetapi harus dihidupi dan dimaknai dengan perjuangan untuk mengisi kemerdekaan. Jika diibaratkan dengan gelas, bangsa ini “kosong” akan air kemerdekaan itu. Pemuda di masa kini tidak mengisi gelas yang kosong itu tetapi malah “menghancurkannya”.
            Sebagai pemuda yang bangga sebagai bagian bangsa Indonesia, marilah kita merenungkan sejenak dan dengan lantang mengatakan sumpah pemuda :

Kami putra putri Indonesia mengaku bertanah air satu,  tanah air Indonesia
Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia

Hai pemuda Indonesia buktikan sumpah mu!

Komentar