PANCASILA : SAKTI ATAU SAKIT?



            Tanggal 1 Oktober lalu bangsa Indonesia “merayakan” hari Kesaktian Pancasila. Peringatan Kesaktian Pancasila dilakukan untuk mengenang para Pahlawan Revolusi untuk mempertahankan ideologi negeri ini. Lalu, bagaimana hasil perjuangan para pahlawan yang gagah berani itu?. Jika melihat kondisi ibu pertiwi dalam satu dasawarsa, Kesaktian Pancasila sudah mulai memudar. Masih hangat menjadi topik pemberitaan diberbagai media, kasus bom yang terjadi di solo pada tanggal 25 September silam sangat ironis dan membuat ideologi bangsa ini terkoyak. Peristiwa itu terjadi pada saat jemaat kristen melakukan ibadah minggu di GBIS Kepunton. Ledakan bom tersebut dilakukan seorang yang tercatat sebagai anggota teroris Cirebon. Dari ledakan bom tersebut, menyebabkan suasana kota Solo yang dikenal sebagai kota budaya dan kerukunan umat beragamanya terusik. Akibatnya, dari ledakan bom bunuh diri tersebut menyebabkan empat belas jemaat GBIS Kepunton mengalami luka bakar dan dua orang tewas yang salah satunya adalah pelaku bom itu sendiri!.
            Benarkah Pancasila masih menjadi ideologi bangsa ini?. Beberapa waktu sebelum kejadian bom bunuh diri di Solo tepatnya pada tanggal 11 September, peristiwa yang tidak kalah “mengerikan” terjadi di Ambon. Kerusuhan antar warga terjadi karena masalah sepele yaitu tewasnya seorang warga akibat kecelakaan lalu lintas. Mengapa mereka dengan mudahnya terprovokasi untuk melakukan tindak kekerasan? Mengapa mereka dengan tega mengorbankan nyawanya untuk membunuh sesama warga NKRI?. Pahlawan negeri ini dengan tumpah darah dan nyawa mempertahankan kesatuan negara Indonesia dari tangan penjajah, begitukah sikap yang harus dilakukan untuk “membalas” dan meneruskan perjuangan para pahlawan?.
            Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang majemuk dan beragam latar belakang, suku, ras dan agama. Sepatutnya, ideologi bangsa yaitu Pancasila benar- benar di implikasikan oleh seluruh warga. Sesuai motto bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika : meskipun berbeda- beda tetapi satu bangsa yaitu Indonesia, itulah yang seharusnya terus tertanam dan berakar di dalam hati semua anak bangsa ini. Cukuplah pertumpahan darah di masa perjuangan memperebutkan dan mempertahankan NKRI membuat negeri ini sadar bahwa kemerdekaan sangat mahal harganya!.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan pahlawannya. Sudah sepatutnya bangsa ini sadar dan terbangun dari mimpi bahwa perjuangan kemerdekaan belum berakhir dan harus di isi dengan nilai- nilai kebenaran yaitu menghargai perbedaan dan kerukunan antar warga dan umat beragama.

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh !!

Komentar